Hidup adalah sebuah perjalanan, agar perjalanan tersebut bermakna dan
mencapai tujuan seperti yang diharapkan, manusia perlu mengetahui lebih jauh
siapa dirinya, potensi dan kemampuannya, dan ke mana tujuan yang akan dituju.
Untuk itu setiap anak yang akan memulai perjalanan hidupnya memerlukan apa yang
dinamakan konsep diri. Konsep diri (self
concept) adalah
semua
ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya
dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan
Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan
menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah
cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional
intelektual , sosial dan spiritual.
Konsep diri menurut Rogers (1972) adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai
pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri
sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung
untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Konsep-diri
memiliki tiga dimensi, yaitu: Pertama,
pengetahuan tentang diri,
adalah informasi yang tentang diri sendiri. Misalkan, jenis kelamin, potensi, penampilan, dan sebagainya. Kedua, pengharapan; adalah gagasan
anda tentang kemungkinan menjadi apa kelak. Dan
Penilaian terhadap diri anda; yang merupakan pengukuran
anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa yang menurut anda dapat dan
seharusnya terjadi pada diri anda.
Hasil
pengukuran tersebut adalah rasa harga diri. Konsep-diri
memiliki dua kecondongan, yaitu: Konsep-diri NEGATIF dan
Konsep-diri POSITIF. Andrie
Wongso, seorang motivator Indonesia, dalam Majalah
Luar Biasa (Januari 2013) mengatakan bahwa Individu dengan konsep diri
positif akan memaknai segalanya dengan nilai-nilai positif. Sedang individu
dengan konsep diri negatif akan memaknai setiap pengalaman dan ujian yang
didapat dalam hidup dengan cara pandang negatif.
Keseimbangan dalam artian sisi positif dan negatif
yang ada dalam diri setiap individu seperti kebaikan dan keburukan menjadi satu
kesatuan utuh. Positif dan negatif berada berdampingan. Keduanya saling
tarik-menarik dan muncul ke permukaan menjadi salah satu karakter dalam diri
kita. Individu dengan konsep diri positif akan memaknai segalanya dengan
nilai-nilai positif. Sedang individu dengan konsep diri negatif akan memaknai
setiap pengalaman dan ujian yang didapat dalam hidup dengan cara pandang
negatif. William D. Brooks dan Philip Emmer memberi lima ciri untuk orang
dengan konsep diri negatif yaitu :
- Peka terhadap
kritik; Orang dengan konsep diri negatif
akan peka terhadap kritik. Adanya kritik tidak akan diterima dengan tangan
terbuka tapi justru akan membuatnya naik pitam dan mudah marah. Dengan
begitu orang dengan konsep diri seperti ini akan selalu menghindari dialog
terbuka dan bersikeras mempertahankan pendapatnya.
- Responsif ;Orang
dengan konsep diri negatif juga responsif sekali terhadap pujian yang
diterimanya. Bisa terlihat dari antusiasmenya ketika menerima pujian.
- Hiperkritis;
terhadap orang lain dalam artian ia selalu mengeluh, mencela, dan
meremehkan siapa pun.
- Perasa :Merasa
tidak disenangi orang lain, merasa tidak diperhatikan. Karena itu reaksi
awal terhadap orang lain adalah menganggap mereka sebagai musuh.
- Menghindari
Persaingan : Orang dengan konsep diri negatif
tidak suka dengan persaingan dan menghindari sebuah kompetisi.
Berbanding terbalik dengan konsep diri
negatif adalah konsep diri positif. Ciri yang terdapat dalam konsep diri postif
adalah:
1. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi
masalah
2. Ia merasa setara dengan orang lain.
3. Ia menerima pujian tanpa rasa malu.
4.
Ia menyadari bahwa setiap orang punya
berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang seluruhnya tidak disetujui
masyarakat.
5. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia
sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan
berusaha mengubahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar