Menikmati kopi

Menikmati kopi

Selasa, 22 Maret 2016

TIPS CARA MENGENALKAN KONSEP DIRI PADA ANAK




Hidup adalah sebuah perjalanan, agar perjalanan tersebut bermakna dan mencapai tujuan seperti yang diharapkan, manusia perlu mengetahui lebih jauh siapa dirinya, potensi dan kemampuannya, dan ke mana tujuan yang akan dituju. Untuk itu setiap anak yang akan memulai perjalanan hidupnya memerlukan apa yang dinamakan konsep diri. Konsep diri (self concept) adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.
      Konsep diri menurut Rogers (1972) adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Konsep-diri memiliki tiga dimensi, yaitu: Pertama, pengetahuan tentang diri, adalah informasi yang tentang diri sendiri.  Misalkan, jenis kelamin, potensi, penampilan, dan sebagainya. Kedua, pengharapan; adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa kelak. Dan  Penilaian terhadap diri anda; yang merupakan pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa yang menurut anda dapat dan seharusnya terjadi pada diri anda.
            Hasil pengukuran tersebut adalah rasa harga diri. Konsep-diri memiliki dua kecondongan, yaitu:   Konsep-diri NEGATIF dan  Konsep-diri POSITIF.  Andrie Wongso, seorang motivator Indonesia, dalam Majalah Luar Biasa (Januari 2013) mengatakan bahwa Individu dengan konsep diri positif akan memaknai segalanya dengan nilai-nilai positif. Sedang individu dengan konsep diri negatif akan memaknai setiap pengalaman dan ujian yang didapat dalam hidup dengan cara pandang negatif. Keseimbangan dalam artian sisi positif dan negatif yang ada dalam diri setiap individu seperti kebaikan dan keburukan menjadi satu kesatuan utuh. Positif dan negatif berada berdampingan. Keduanya saling tarik-menarik dan muncul ke permukaan menjadi salah satu karakter dalam diri kita. Individu dengan konsep diri positif akan memaknai segalanya dengan nilai-nilai positif. Sedang individu dengan konsep diri negatif akan memaknai setiap pengalaman dan ujian yang didapat dalam hidup dengan cara pandang negatif. William D. Brooks dan Philip Emmer memberi lima ciri untuk orang dengan konsep diri negatif yaitu :
  1. Peka terhadap kritik; Orang dengan konsep diri negatif akan peka terhadap kritik. Adanya kritik tidak akan diterima dengan tangan terbuka tapi justru akan membuatnya naik pitam dan mudah marah. Dengan begitu orang dengan konsep diri seperti ini akan selalu menghindari dialog terbuka dan bersikeras mempertahankan pendapatnya.
  2. Responsif ;Orang dengan konsep diri negatif juga responsif sekali terhadap pujian yang diterimanya. Bisa terlihat dari antusiasmenya ketika menerima pujian.
  3. Hiperkritis; terhadap orang lain dalam artian ia selalu mengeluh, mencela, dan meremehkan siapa pun.
  4. Perasa :Merasa tidak disenangi orang lain, merasa tidak diperhatikan. Karena itu reaksi awal terhadap orang lain adalah menganggap mereka sebagai musuh.
  5. Menghindari Persaingan : Orang dengan konsep diri negatif tidak suka dengan persaingan dan menghindari sebuah kompetisi.
     Berbanding terbalik dengan konsep diri negatif adalah konsep diri positif. Ciri yang terdapat dalam konsep diri postif adalah:
1.     Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
2.      Ia merasa setara dengan orang lain.
3.      Ia menerima pujian tanpa rasa malu.
4.      Ia menyadari bahwa setiap orang punya berbagai perasaan, keinginan dan perilaku  yang seluruhnya tidak disetujui masyarakat.
5.   Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

 Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar