Menikmati kopi

Menikmati kopi

Senin, 21 Maret 2016

ARTIKEL PENDIDIKAN : 7 FAKTOR PENTING MEMBANGUN KURIKULUM BERBASIS INOVASI




Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, persaingan yang ketat serta pergaulan global yang semakin intens menjadi suatu tantangan terhadap pendidikan nasional kita.  Sementara itu persoalan pendidikan nasional kita masih bergelut pada rendahnya prestasi siswa, guru yang kurang professional, dan sistem pendidikan nasional yang belum berjalan sesuai yang diharapkan.
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk menjawab tantangan pendidikan tersebut antara lain dengan meningkatkan anggaran pendidikan, meningkatkan mutu dan profesionalisme guru dan melakukan perubahan kurikulum.  Perubahan kurikulum saat ini sedang hangat dibicarakan sejalan dengan upaya pemerintah untuk melibatkan anggota masyarakat dalam uji publik kurikulum 2013. Dan rencananya kurikulum tersebut akan diimplemtasikan pada bulan juli 2013,
Membicarakan kurikulum, kita akan membahas tetang seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Namun, sebelum itu ada baiknya kita melihat tujuan dan fungsi pendidikan nasional dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Ada 2 pokok bahasan besar yang perlu dicermati bila kita mendalami setiap kata yang penuh makna yang menjadi garis besar operasional tujuan pendidikan kita. Pokok bahasan pertama, sebagaimana kata cetak miring di atas, seperti tujuan membentuk watak, menjadi manusia beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, demokratis dan bertanggung jawab, ini merupakan domain dari pendidikan karakter. Bila merujuk pada domain ini maka Kurikulum 2013 yang berbasis pendidikan karakter dianggap sangat sesuai. Sedangkan pokok bahasan kedua , sebagaimana kata cetak tebal di atas, seperti berilmu, cakap, kreatif dan mandiri. Bahasan ini termasuk yang dekat dengan pembaharuan atau inovasi, maka domain ini dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum berbasis inovasi.
Untuk membatasi masalah dalam artikel ini, maka penulis  memfokuskan pada pembahasan pengembangan kurikulum berbasis inovasi. Lalu pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan inovasi?, Apakah inovasi ini dapat dikembangkan  dalam perilaku setiap peserta didik? Bagaimana caranya? Bagaimana ia juga dijabarkan secara praktis dalam kurikulum?
Perilaku Inovatif
Inovasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti  pemasukan atau pengenalan hal-hal yg baru, inovasi juga bisa disebut pembaharuan. Menurut Peter F.Drucker (2003) dalam bukunya The New Realities, Inovasi merupakan hasil pemanfaatan peluang (opportunities) yang dilakukan secara sistematis bukan semata mata hasil pemikiran genius. Meskipun diawali gagasan atau pemikiran kreatif, namun gagasan dan pemikiran kreatif seperti itu harus dioperasikan secara efektif.
Apakah inovasi ini dapat dikembangkan dalam perilaku setiap peserta didik? Inovasi yang dikembangkan dalam perilaku individu disebut juga perilaku inovatif. Menurut Wess & Farr (dalam De Jong & Kemp,2003) perilaku inovatif adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan, memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal‘baru’, yang bermanfaat dalam berbagai level organisasi. Ada 2 dimensi yang menjadi faktor penting dalam mengembangkan perilaku inovatif. Dimensi pertama adalah Kreativitas yang merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide baru. Faktor yang mendukung kreativitas ini adalah  Keunikan, Kompetensi, Berpikir kreatif, dan motivasi internal. Sedangkan Dimensi kedua adalah Pengambilan Keputusan yang merupakan kemampuan untuk mendorong ide baru, menghadapi rintangan yang ada, agar ide dan gagasan dapat dijadikan realita. Dalam dimensi kedua ini ada  2 faktor penting yang perlu diperhatikan  yaitu keberanian dan  Add Value  dan faktor penting lainnya adalah sistem evaluasi yang mendukung berkembangnya idea dan gagasan.

7 Faktor Penting
Kurikulum berbasis inovasi adalah seperangkat rencana untuk menghasilkan peserta didik yang berilmu, cakap, kreatif dan mandiri seperti yang termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan kurikulum tersebut penulis memandang perlu untuk memperhatikan 7 faktor penting yang dapat mendukung pengetahuan, perilaku, dan praktik inovatif agar dapat dikembangkan pada setiap peserta didik.
Faktor penting tersebut adalah  pertama, Menghargai keunikan setiap peserta didik; setiap anak adalah unik, spesial dan istimewa. Untuk itu potensi kreatif harus digali dari keunikan yang dimiliki masing-masing anak. Metode, cara, pendekatan seperti  multi kecerdasan, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dimaksudkan untuk memberi ruang agar setiap anak dapat berkembang secara optimal.
Faktor kedua, Mengajarkan Softskill dan Hardskill secara seimbang; Softskill adalah sebuah ketrampilan tentang bagaimana peserta didik dapat mengatur dirinya sendiri dan belajar mengelola orang lain. Untuk itu perlu didukung dengan ketrampilan berkomunikasi, organisasi, kepemimpinan, dan etika. Selain mengajarkan hardskill ketrampilan akademik.
Faktor ketiga, Mendorong anak untuk berpikir kreatif, berpikir logis seperti membuat plan, mengidentifikasi dan melihat peluang, memperoleh sebanyak banyaknya opsi, mematangkan idea, memperoleh opsi yang telah diuji dan tahap convergence, memfokuskan kepada idea yang telah dipilih.
Faktor keempat, Memotivasi untuk berprestasi, dapat dimulai dengan suasana belajar yang menyenangkan dengan cara guru bersikap asertif (disiplin tanpa kekerasan), menghargai dan mendorong murid, komunikatif, berusaha optimal serta menghindari ancaman dan segala bentuk kekerasan.
Faktor yang kelima adalah Berani Mencoba. Sepanjang tidak membahayakan anak, guru dan orang tua harus lebih banyak memberi dorongan daripada larangan, beri apresiasi terhadap kerja keras anak, dan memperbesar toleransi pada kesalahan dan ketidaksempurnaan.
Faktor penting keenam adalah Add Value; berpikir dan berbuat untuk sesuatu yang dapat menghasilkan manfaat dan nilai tambah. Mulailah dari hal yang kecil, seperti menjaga kebersihan, menyiram tanaman, sampai kepada eksperimen membuat pupuk kompos dari sampah organic, dll.
Faktor Ketujuh adalah  Alat Evaluasi yang mendukung kreativitas ; alat evaluasi seperti soal pilihan berganda yang saat ini digunakan tidak membuat anak menjadi kreatif. Untuk merangsang kreativitas maka alat evaluasi yang digunakan harus lebih banyak menggunakan evaluasi proses seperti project based learning dan evaluasi portofolio.
            Dari ketujuh faktor penting tersebut, ada satu lagi faktor kunci untuk menyukseskan proses pembelajaran. Faktor kunci tersebut adalah faktor guru. Guru adalah kunci keberhasilan. Guru professional tidak saja menguasai materi pelajaran yang diembannya, namun dapat membawa para siswa peserta didiknya kepada dunia mereka sendiri. Untuk itu perhatian kepada peningkatan kompetensi guru baik kompetensi akademis, pedagogi, kepribadian dan kompetensi sosial harus mendapat perhatian serius. Kembali pada tujuan pendidikan di atas, dalam tataran praktis bahwa pendekatan melalui pembinaan karakter dan pengembangan inovasi merupakan strategi komprehensif yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai penutup, saya ingin mengatakan bahwa  untuk menghasilkan pembelajaran yang inovatif harus dimulai dari kurikulum yang inovatif dan untuk menghasilkan murid yang inovatif, dimulai dari guru yang inovatif. Dengan peserta didik yang inovatif akan lahir generasi muda unggul yang kuat, cerdas, berakhlak mulia dan dapat membangun dirinya dan bangsanya menuju bangsa yang sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar