Dalam buku saya yang ketiga, yang sedang dalam proses
penyelesaian, saya menulis bahwa dalam membangun karakter anak, salah satu yang
harus mendapat perhatian orang tua adalah membangun kemampuan untuk
menyelesaikan masalah. Dalam hal seseorang menjalankan aktivitasnya, pasti akan
menghadapi masalah dan tantangan hidup.
Ada 2 pertanyaan ketika masalah tersebut datang kepadanya.
pertama adalah “Apa yang saya perbuat sehingga masalah itu datang kepada saya”
dan yang kedua, “apa yang harus saya perbuat untuk menyelesaikan masalah
tersebut” Mengapa masalah itu datang kepada diri kita?; Penyebab permasalahan
itu bisa saja datang dari diri sendiri atau datang dari luar.
Saya jadi teringat ketika saya masih berusia sekitar 10
tahun dan masih duduk di kelas 4 SD. Ketika itu, saya mempunyai teman sebaya
tetangga berjarak 3 rumah dari rumah saya. Teman sebaya saya ini bernama Aliong
dari etnis Tionghoa. Saya dan Aliong selalu bermain bersama, kadang akrab, dan
kadang bertengkar. Suatu ketika kami bertengkar, dan saya memukulnya dan
mengucapkan kata-kata kasar mengikuti teman-teman pribumi saya. Karena belum
sempat membalas, dan saya sudah berlari ke rumah. Aliong kesal, mengambil batu
dan melemparkannya ke atap rumah saya yang terbuat dari seng.
Kontan saja Ayah saya kaget mendengar suara batu dari atap
rumah tersebut. dan lalu, menanyakan kepada saya. “Siapa yang melempar rumah
kita?’ tanya Ayah “Aliong Yah !” jawab saya dengan harapan ayah akan marah
kepada Aliong yang melempar batu ke atap rumah. “Kenapa Aliong melempar rumah
kita?” tanya Ayah menyelidik. “Nggak tahu …!” Jawab saya sambil menggeleng
pelan. Tampaknya ayah mulai curiga. “Sekarang kamu pergi ke rumah Aliong,
tanyakan kepadanya kenapa dia melempar rumah kita !” perintahnya tegas.
Jelas saja saya tidak berani datang ke rumah Aliong, karena
sayalah yang tadi berkata kasar dan memukulnya lalu lari ke rumah. “Kenapa
tidak pergi? Apa yang kamu perbuat sehingga Aliong melempar rumah kita?” kali
ini ayah bertanya dengan tatapan mata yang tajam. Saya berdiam diri gemetar
ketakutan. Ayah mengulangi pertanyaannya dan saya mulai takut dan menangis
“Ayah suka kalau kamu berkata jujur” kata ayah melunak. Lalu, saya mengakui
kesalahan, dan mengatakan telah berkata kasar kepadanya dan memukulnya. Dan
berjanji akan minta maaf kepada Aliong. Kemudian ayah mulai bercerita tentang
pentingnya berbuat baik kepada tetangga. Tetangga kita itu seperti saudara
kita, kita harus saling membantu. Sebab kalau suatu waktu diantara kita
mengalami kesulitan, orang yang paling dekat membantu adalah tetangga kita yang
dekat, bukan saudara atau kerabat kita yang jauh.
Sejenak kemudian Ayahnya Aliong bersama Aliong datang ke
rumah meminta maaf karena Aliong telah melempar rumah kami, dia bersedia
mengganti kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan anaknya. Pada kesempatan
yang sama Ayah juga menyampaikan permohonan maafnya karena saya telah
berkata-kata kasar dan memukul Aliong. Saya dan Aliong diminta bersalaman dan
saling memaafkan. Setelah kejadian tersebut, hubungan kami semakin akrab, terlebih-lebih
ketika kuliah, Aliong mengambil jurusan teknik sipil, sama seperti basic
pendidikan ayah, sehingga Ia lebih sering belajar, berdiskusi dan berdebat
bersama ayah, dibandingkan kami anak-anaknya, karena tidak satupun dari kami
yang mengikuti jejak ayah di teknik sipil. Chan Liong nama lengkap Aliong,
merupakan sahabat yang baik dan sampai saat ini sudah menjadi bagian keluarga
besar kami.
Kisah di atas adalah salah satu penyebab sebuah masalah yang
ditimbulkan dari diri kita sendiri yang menimbulkan reaksi negative dari pihak
lain. Bayangkan kalau kedua orang tua yang memiliki anak yang bertengkar
tersebut semuanya saling membela anaknya sendiri dan menganggap anaknyalah yang
benar, dan anak orang lain yang salah. Bisa jadi masalahnya akan berkembang ke
arah yang lebih luas lagi. Apalagi kalau sudah terhasut issue SARA, Pribumi dan
Non Pribumi. Sikap yang baik sangat diperlukan dalam menyelesaikan masalah dan
itu sudah dicontohkan oleh kisah dua orang ayah yang bijak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar