Bila kita mendengar seorang sarjana yang lulus dengan indeks
prestasi tinggi, dalam benak kita sudah terbayang bahwa sebentar lagi akan
menanti pekerjaan yang baik dan masa depan yang cemerlang bagi sarjana
berprestasi tersebut. Namun, tidak demikian dengan Jack Lord.
Ini Kisah Nyata. Jack Lord begitu Ia biasa dipanggil adalah
seorang sarjana dengan predikat cum laude dari Universitas Riau. Beliau telah
menghabiskan waktunya lebih dari 8 tahun bekerja sebagai Tukang Pel (Cleaning
Service) di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)di jajaran Pemerintah
Propinsi Riau. Otak encer dan Prestasi Akademik (IP 3,75) yang dicapai dengan
susah payah ternyata tidak dapat mengubah nasib Jack Lord yang tetap menjadi
Tukang Pel. Berita lengkapnya ada di : www.metronews.com/index.php/metro
Apa yang dapat kita petik dari kisah dan data di atas?
Sebuah fakta menunjukkan bahwa kecerdasan dan prestasi akademis tidak menjamin
lulusannya bisa mandiri, bisa mengatasi problema kehidupan dan bisa mengatasi
masalah pengangguran. Kisah Seorang OB (Office Boy)
Selanjutnya Saya akan menampilkan satu kisah pembanding,
inipun kisah nyata. Kisah seorang Houtman Zaenal Arifin. Kisahnya dimulai
ketika Houtman setamat SMA merantau ke Jakarta, karena kerasnya kehidupan
Jakarta, Houtman lakoni pekerjaan sebagai pedagang asongan, Ia terus pelihara
cita-citanyanya, dia ingin menjadi orang sukses dan hidup sejahtera begitu,
katanya. Setiap hari, ia datangi kantor-kantor mewah untuk memasukkan surat
lamaran pekerjaan, sampai suatu ketika, datang panggilan pekerjaan.
Houtman mendapat panggilan bekerja di sebuah perusahaan yang
sangat terkenal di dunia, The First National City Bank (Citybank), sebuah
perusahaan bonafit di USA yang membuka cabang di Jakarta, Houtman pun diterima
sebagai OB (Office Boy). Office Boy atau cleaning service atau tenaga
kebersihan adalah struktur pekerjaan yang paling rendah di kantor tersebut,
tugasnya mulai dari membersihkan WC, ruangan kerja dan ruangan lainnya.
Houtman
menjalani pekerjaan sebagai OB dengan baik, namun kemauan belajar, berusaha,
dan kegigihan yang luar biasa,membuat dia terus mengalami perubahan yang cepat,
mulai sebagai OB, dia berkesempatan belajar mengoperasikan mesin fotocopy, dia
juga rajin membantu karyawan yang lembur sampai malam, dia terus belajar dan
bertanya tentang istilah istilah perbankan seperti letter of credit, bank
garansi, transfer, kliring dan lain-lain. Houtman cepat menguasai pekerjaan
yang dipercayakan, sampai suatu ketika Pejabat Citybank mengangkatnya sebagai
pegawai bank, karena kompetensi yang dimilikinya, padahal dia hanya tamatan
SMA. Tantangan yang sangat besar dihadapi oleh Houtman, terutama cercaan teman
teman se kantornya yang tidak suka dengan posisinya sebagai Karyawan Bank.
Perjuangan, kerja keras, disiplin, menjalin hubungan dan
komunikasi yang baik, semangat pantang menyerah yang dimiliki Hotman, dalam
kurun waktu 19 tahun tepatnya 10 juni 2010, seorang OB telah mengubah nasibnya
menjadi Vice President City Bank, Wakil Presiden Direktur City Bank, sebuah
jabatan tertinggi di Indonesia, karena presiden direkturnya ada di USA.
Dari dua kisah diatas, kisah pertama, Jack Lord, seorang
sarjana berprestasi Akademis yang selama 8 tahun belum dapat mengubah nasibnya
sebagai Tukang Pel (Cleaning Service) dan Houtman yang memiliki cita-cita dan
terus berjuang mengejar cita-citanya. Dalam kata lain Jack Lord yang memiliki
Academic Skillnya tidak dapat mengaplikasikan ilmunya dalam bekerja, sedangkan
Houtman menggunakan Soft skills yaitu mengelola dirinya untuk mau bekerja keras
(effort), optimis (personal skill) dan menjalin hubungan dengan orang lain
(social skill)
Sebuah penelitian yang dilakukan Harvard University, di
Amerika Serikat, menyatakan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan
semata-mata oleh pengetahuan (academic) dan keterampilan teknis (hard skill),
tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian
ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % dengan hard
skill dan sisanya 80 % dengan soft skill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar