Sekolah yang mengabaikan kebersihan
kerap mendapat respons negative atau ketidakpuasan dari peserta didik, orang
tua murid dan masyarakat. Ketidak puasan tersebut bila sudah kronis dilontarkan
melalui corat coret tembok sekolah, terutama di toilet. “Jadi kalau ada corat
coret di dinding atau di toilet, ada indikasi ketidak puasan terhadap kebijakan
atau pelayanan di lembaga tersebut” kata seorang psikolog Almarhum Sartono
Mukadis
Untuk
anak-anak sekolah boleh jadi tindakan corat coret yang dilakukan hanya karena
iseng, kesal sama seseorang, namun tindakan tersebut menunjukkan rendahnya
disiplin murid dan longgarnya peraturan dan konsekuensi di sekolah.
Corat
coret merupakan tindakan liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab untuk membuat ulah atau sekedar mencari perhatian atau
sensasi. Para geng remaja biasanya untuk menunjukkan jadi dirinya
Untuk
itu pihak sekolah harus segara menindak sekecil apapun pelanggaran yang
dilakukan muridnya, dengan pembiaran membuat kondisi buruk akan berkembang biak
secara cepat. Bila sekolah menerapkan bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab
bersama, dan dinding sekolah selalu bersih dan terawat maka tindakan konyol
seperti itu harusnya tidak terjadi
Hal lain yang sebaiknya dilakukan pihak sekolah adalah memperbaiki pelayanan dan perhatian kepada anak didik, corat coret yang dilakukan siswa adalah suatu tindakan protes dan ketidakpuasan yang ditujukan kepada pihak sekolah. sekolah perlu mencari akar masalah mengapa tindakan tersebut terjadi dan mencari solusi yang memuaskan keduabelahpihak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar