Menikmati kopi

Menikmati kopi

Minggu, 27 Maret 2016

CARA BIJAK MEMBERI NASEHAT AGAR YANG DINASEHATI TIDAK KEHILANGAN HARGA DIRI



Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya....
pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab "orang tua,guru,kawan,dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua.... "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab "negara Cina, bulan, matahari dan bintang -bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawapan yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "MASA LALU". Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya menjawah "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawapan itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU"
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab "besi dan gajah".
Semua jawapan adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "MEMEGANG AMANAH"
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?"...
Ada yang menjawab "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara bermesyuarat kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?"...
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, "pedang".
Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA" Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri

Cara memberi nasihat dengan berdialog seperti di atas sangat efektif. Disampaikan oleh orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan ilmu agama, pesannya bermakna, dengan tutur kata yang baik, dengan memuji semua jawaban anak, lalu menyempurnakan,  Ada sebuah ungkapan, bila nasihat disampaikan dari hati, akan sampai ke hati.
Berikut cara Bijak memberi nasihat :
1.      Dengan Tutur Kata yang Baik;   Kisah yang sangat inspiratif ini saya sajikan untuk menjelaskan betapa dahsyatnya bertutur kata yang baik. Ikuti kisahnya. Suatu ketika, seorang teman bertutur, di sebuah stasiun kereta api tanpa sengaja bertemu dengan seorang penjual asongan yang kehilangan tangan sebelahnya sedang menjajakan dagangannya karena hatinya iba dan ingin menolong. Dikeluarkan uang selembar sepuluh ribuan lalu diberikanlah uang itu padanya. Sejenak berpikir di dalam benaknya ia merasa bersalah, segera kembali penjual asongan dan mengatakan kepadanya, 'Maaf bapak, saya tidak bermaksud merendahkan bapak. saya tahu, bapak adalah seorang pengusaha.' Lalu mengambil sebuah pulpen kemudian meninggalkan penjual asongan.

Setahun kemudian teman itu melintasi stasiun kereta api yang sama. Terdengar suara seseorang menyapa dirinya. 'Apa kabar Mas?' sapa seorang pemilik toko di stasiun kereta api. 'Saya sudah lama menunggu anda di toko ini.' kata pemilik toko. "Barangkali anda lupa, saya adalah penjual asongan yang waktu itu yang anda sebut sebagai pengusaha, sehingga saya termotivasi kata-kata anda sehingga saya bekerja keras untuk memiliki sebuah toko,' katanya dengan bangga menunjukkan tokonya.

Teman itu menceritakan betapa terharunya dirinya karena ia tidak mengira penjual asongan yang dia jumpai setahun yang lalu kini telah memiliki sebuah toko yang cukup besar di stasiun kereta api.

Pesan dari kisah ini menunjukkan bahwa Tutur kata yang kita ucapkan memiliki sebuah kekuatan. Ucapan kita mampu memberikan motivasi seperti yang terjadi pada penjual asongan namun juga sebaiknya bila bertemu dengan orang yang tidak tepat malah menjerumuskan kita kepada kehancuran. Nabi mengajarkan kita agar senantiasa berkumpul dengan orang-orang sholeh, yaitu orang yang mampu menularkan kebahagiaan, kesehatan dan kedamaian dalam hidup kita ( dari kisah Agus Syafii dalam http://nasehatislam.blogspot.com/2010/08/kekuatan-tutur-kata.html)

2.  Menasehati Secara Rahasia; nasihat yang baik, akan sia-sia bilamana tidak disertai cara menasihati yang baik, tempat dan kondisi yang baik pula. Menasehati orang lain secara terbuka, sama saja dengan membuka aibnya. Untuk itu para pemberi nasehat harus dapat merahasiakan apa yang dinasihatkan.

3.    Dengan Ilmu dan Pengalaman; agar nasihat dapat diterima dengan baik, maka isi dari nasihat tersebut haruslah sudah dikuasai oleh pemberi nasihat. Keakuratan data, tempat dan peristiwa sangat mempengaruhi kualitas dari nasihat tersebut.

4.     Memperhatikan Situasi dan Kondisi; situasi anak atau orang yang akan dinasihati harus menjadi perhatian pemberi nasihat. Memberi nasihat di meja makan, ketika sedang makan bersama, akan merusak situasi. Carilah situasi yang baik dan tenang ketika anda ingin memberi nasihat.

5.    Menjadi Teladan; teladan itu adalah sebuah nasihat tanpa kata-kata. Teladan itu juga bisa dikatakan sebagai satunya kata dengan perbuatan. Jika pemberi nasihat sudah melakukan terlebih dahulu apa yang akan dinasihati, maka nasihat yang diberikan kepada seseorang akan lebih bermakna.

6.  Sabar; tidak ada yang bisa menjamin apa yang dinasihatkan itu diterima di pikirannya, dihatinya dan dilakukannya. Untuk itu pemberi nasihat harus bersabar dan mencari cara yang lebih baik lagi.

7. Mendoakan ; Nasihat yang baik itu bersumber dari ajaran kebaikan, sedangkan pemberi nasihat hanya bisa menyampaikan dengan sumber daya yang dimiliki. Kekuatan doa akan menambah kekuatan hati, pikiran dan amalan.

Demikian, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar