Suasana
hati yang senang akan berdampak kepada pembelajaran yang menyenangkan. Kenapa
suasana hati menjadi begitu penting? Bila hati guru dalam kondisi suasana hati
senang, bila melihat anak melanggar tata tertib sekolah, misalnya tidak
seragam, terlambat masuk sekolah, dia akan menyelesaikan masalah tersebut
dengan menjaga tekanan suaranya agar
tetap terkendali, namun bila suasana hatinya jengkel dan diliputi rasa marah,
mungkin berasal dari rumah atau dijalan,
maka tindakan out of control sering terjadi, guru jadi tidak dapat mengendalikan
emosi dan tekanan suaranya, bicaranya
tajam dan seringkali melukai hati murid.
Untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan , Adi W.Gunawan (2012)dalam
buku Genius Learning Strategy,
mengatakan bahwa guru dapat menciptakan hubungan positif dengan Anak Didik.
Suasana ini mutlak dibutuhkan sebagai syarat awal untuk bisa mencapai
pembelajaran yang maksimal. Anak didik perlu merasa aman secara fisik, mental
dan emosional dan merasa menjadi bagian keseluruhan proses pembelajaran, mereka
membutuhkan perhatian dari gurunya, ingin di”Manusia”kan, ingin dihargai
ideanya, perasaannya, pemikiran, nilai hidup, kepribadian, karakter dan
kelebihannya.
Lebih lanjut Adi W.Gunawan
menawarkan sebuah cara dan metode praktis untuk memenuhi kebutuhan rasa aman,
dicintai dan dihargai. Metode tersebut dinamakan metode PARTIS. Metode PARTIS
adalah singkatan dari :
-
Perasaan
diterima
-
Aspirasi
-
Rasa
aman
-
Tantangan
-
Identitas
-
Sukses
Perasaan diterima
Perasaan
diterima diartikan sebagai perasaan disetujui dan dihargai baik oleh sesama
teman maupun oleh guru. Murid yang memiliki perasaan diterima akan merasa bahwa
mereka adalah bagian dari kelompok yang memiliki arti penting bagi dirinya.
Murid ini tidak hanya merasa dikenal tetapi juga mendapat pengakuan dari sesama
murid. Dalam kelompok seperti ini, murid akan mengalami pentingnya rasa
percaya, kesetiaan, dan konsistensi.
Untuk mengembangkan perasaan
diterima dalam diri anak, hal hal yang dapat dilakukan guru adalah:
·
Menyebut
Nama Anak : Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, guru sering-sering
menggunakan dan menyebut nama anak dengan positif. Hal ini akan menimbulkan
rasa dihargai dan perasaan diterima di lingkungannya.
·
Perhatian
yang Merata ; Memberikan perhatian secara adil dan
merata terhadap diri setiap anak didik. Pandangan mata, posisi dan gerak guru
dalam mengajar harus dapat dapat mencakup semua murid di kelas.
·
Tugas
yang Adil ; begitu juga dalam memberikan tugas, guru harus
membagi jumlah tugas dan waktunya yang merata, kecuali anak membutuhkan
tantangan lebih.
·
Pengelompokan
Anak
: Mengelompokkan anak dengan kawan yang ia kenal baik. Namun, bilamana
pengelompokan ditujukan untuk membangkitkan rasa persahabatan, guru bisa
mengelompokkan anak dengan kawan yang belum dikenalnya.
·
Merayakan
Keberhasilan : Merayakan keberhasilan perlu
dilakukan untuk menghargai jerih payah murid dan mendorong murid untuk lebih
berprestasi lagi di kemudian hari. Merayakan keberhasilan harus dilakukan
bersama-sama. Di acara tersebut, murid atau tim yang berhasil diminta untuk
menceritakan usahanya dan strateginya untuk pencapaian tersebut.
·
Pujian
dan Penghargaan : Memberikan pujian dan penghargaan
pada saat saat khusus seperti saat ulang tahun.
·
Saling
Menceritakan Hal yang Positif : Murid saling
menceritakan hal hal positif mengenai kawannya dengan mengatakan, “hal yang
saya paling saya suka dalam diri…..adalah….”
Aspirasi
Aspirasi
bisa diartikan sebagai harapan dan tujuan untuk masa yang akan datang. Dalam
proses pembelajaran, seorang siswa harus bisa percaya bahwa apa yang mereka
pelajari mempunyai manfaat dan tujuan nyata yang dapat digunakan dalam
kehidupan sehari hari. Bila siswa kurang memahami aspirasi ini, akan timbul
perasaan negatif dan bosan, sebaliknya mereka akan antusias bila mereka
memahami apa yang mereka pelajari sesuai harapan mereka.
Untuk mengembangkan aspirasi, guru
dapat melakukan hal hal berikut:
·
Membuat
tembok aspirasi : siswa dapat menempelkan kertas
harapan dan aspirasi mereka di tembok atau dinding kelas
·
Perhatikan
Self talk : Memperhatikan penggunaan bahasa mereka, self talk
yang negative, “saya tidak bisa….”.diubah menjadi “saya pasti bisa….”
·
Mencontoh
Orang Sukses : Menggunakan contoh orang orang
sukses, bagaimana harapan, aspirasi dan prestasi yang dicapai dan manfaatnya
bagi manusia ( Contoh : BJ Habibie, Thomas Alva Edison)
·
Gunakan
Alat Peraga : Menggunakan poster atau alat peraga
untuk memperjelas apa yang dipelajari
·
Target
Pribadi : Untuk menimbulkan harapan, arah dan tujuan hidup
masing-masing siswa, setiap murid diminta untuk menetapkan target pribadinya.
Rasa Aman
Rasa
aman adalah perasaan tanpa ada kekhawatiran pada suatu hal dan hidup tanpa ada
rasa takut. Sementara itu kebutuhan Rasa Aman atau keselamatan Keamanan adalah
kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006).
Perasaan aman melibatkan perasaan
dan kepastian. Murid yang merasa aman, baik secara fisik maupun psikologis akan
bersedia melakukan suatu aktifitas tanpa ada rasa kekhatiran tentang sesuatu
hal, termasuk bersedia mengambil resiko “salah” atau “gagal” dalam proses
pembelajaran. Sebaliknya, murid yang tidak merasa aman akan berusaha
menghindari proses pembelajaran dan merasa tidak suka dengan pengalaman baru
yang berhubungan dengan pembelajaran.
Untuk menciptakan rasa aman,
beberapa hal yang harus dilakukan guru :
·
Merancang
Proses yang Terukur : Guru merancang proses pembelajaran
menjadi bagian kecil yang terukur yang dapat dimengerti oleh setiap murid
·
Penilaian
secara Positif : Guru memberikan penilaian secara
positif, jangan menghitung berapa soal yang salah tetapi hitunglah berapa soal
yang benar. Gunakan spidol warna biru untuk menunjukkan jawaban yang benar,
jangan mencoret coret jawaban dengan spidol merah.
·
Perkuat
Perilaku Positif : Memperkuat perilaku positif dengan
memberi pujian atas perilaku baik.
·
Aktivitas
Bersama : Melakukan aktifitas bersama yang bertujuan
membangkitkan rasa percaya dan saling mengenal di antara murid. Guru harus
memperhatikan, apakah ada anak yang menyendiri, atau dijauhkan dari pergaulan
teman sebayanya.
·
Menyelesaikan
Masalah : Guru menyiapkan diri dengan baik untuk menghadapi
gangguan yang mungkin timbul karena perilaku murid yang kurang baik.
Tantangan
Tantangan
adalah sesuatu hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan
kemampuan. Siswa membutuhkan suasana
yang aman dan nyaman, (confort zone), namun di lain pihak juga membutuhkan
sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuannya.
Beberapa hal yang dilakukan guru
untuk membantu murid agar mampu menghadapi tantangan adalah :
·
Self
Test
; dorong murid untuk melakukan self test (menguji kemampuan diri sendiri)
merupakan bagian penting dari proses pembelajaran
·
Jenis
Pengujian yang beragam; guru menggunakan jenis pengujian
yang beragam yang bersifat informal
·
Bandingkan
dengan prestasinya sendiri ; guru focus peningkatan prestasi
muridnya dengan membandingkan dengan prestasi sebelumnya, jangan pernah
membandingkan secara terbuka, apalagi membandingkan dengan murid lainnya.
·
Membuat
jenjang prestasi yang lebih kecil dan terukur: perstasi besar
berawal dari prestasi prestasi kecil. Untuk itu, guru perlu membuat bagian
bagian kecil yang terukur sebagai jenjang untuk mencapai prestasi besar
tersebut. Setiap jenjang prestasi dijadikan tantangan untuk mencapai goal atau
prestasi yang besar.
·
Aturan
main yang adil dan terbuka : guru dapat membicarakan kepada
murid tentang metode penilaian yang digunakan untuk mengukur prestasi mereka.
Identitas
Identitas
adalah ciri-ciri, tanda tanda, atau jati diri seseorang. Rasa identitas adalah
rasa yang dimiliki seseorang karena mengetahui kekuatan dan kekurangannya. Bagi
seorang murid, rasa identitas berarti seorang siswa mengetahui dengan pasti
kekuatan dan kekurangannya, nilai dan kepercayaan yang ia pegang. Murid yang
mempunyai rasa identitas yang kuat akan mempunyai daya mental yang kuat, dengan
demikian mereka akan tahan terhadap akibat negative yang dapat ditimbulkan oleh
tekanan yang bersifat negative.
Murid yang memiliki identitas yang
lemah menunjukkan perilaku yang sensitive terhadap kritik, mudah tersinggung,
tidak bersedia berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang membutuhkan
tantangan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan
guru untuk mengembangkan rasa identitas murid adalah :
·
Kenali
Identitas Murid Anda ; guru mengenali murid tidak hanya
mengetahui nama murid, tetapi mengetahui latar belakang, kesukaan, hobi, dan
kebiasaan murid.
·
Target Individual : guru dapat
memberikan target individual dan memberikan keyakinan bahwa mereka bisa
mencapai target tersebut.
·
Temukan
Sesuatu yang Unik: Guru dapat mencari dan menemukan
sesuatu yang unik dalam diri murid, misalnya, “Andi, terima kasih Lho, tadi ibu
lihat kamu memungut sampah dan memasukkan ke tempatnya, Ibu senang melihatnya”.
·
Berani
Bertanggung jawab ; guru mendorong muridnya untuk berani
mengambil tanggung jawab.
Sukses
Rasa
sukses hadir dalam diri murid manakala perasaan puas dan bangga atas prestasi
yang dicapai. Bila murid sadar bahwa mereka sendiri yang menentukan
keberhasilan mereka. Mereka akan memiliki kesadaran akan kekuatan mereka dan
kemampuan untuk meletakkan dan mengartikan suatu tantangan atau hambatan secara
proporsional.
Beberapa hal yang dilakukan guru
untuk mengenali dan mengembangkan keberhasilan anak adalah sebagai berikut :
·
Mendengar
Cerita Sukses; Luangkan waktu untuk mencari tahu
keberhasilan kecil atau besar yang telah dicapai murid Anda, lalu dengarlah
kisah di balik peristiwa itu.
·
Usaha
Maksimal ; jelaskan kepada murid bahwa diperlukan usaha dan
kerja keras untuk mendapat hasil dan prestasi yang baik. Tidak ada kegagalan,
hanya ada umpan balik dan pelajaran. Guru bisa memberikan contoh untuk
mempertegas hal ini.
·
Goal
Setting ; guru dapat menggunakan goal setting agar tingkat
pencapaian prestasi dapat diukur dengan mudaj dan jelas.
·
Efek
Negatif dari Negative Self Talk : guru dapat
menjelaskan efek negative dari self talk negative, “Saya memang anak bodoh…”,
Saya selalu tidak bisa…”, Saya selalu gagal..” dan ajarkan cara mengatasi hal
ini. Bagaimana caranya? Dalam sebuah kisah, seorang anak sebuat saja namanya
“A” yang merasa dirinya bodoh, yang selalu merasa tidak bisa dan menjadi bahan
olok olokan teman sekelasnya, suatu waktu Sang Guru meminta anak tersebut
pulang belakangan, setelah teman temannya pulang, Sang Guru menugaskan anak
tersebut untuk menghafal beberapa bait puisi dari tokoh terkenal, dan membuat
perjanjian hanya mereka berdua saja yang tahu tugas ini. Seminggu kemudian,
setelah yakin anak tersebut hafal, pada sesi pelajaran, guru tersebut menulis
puisi tersebut di papan tulis dan meminta semua anak untuk membacanya. Beberapa
saat kemudian bait terakhir dihapusnya. Dan meminta anak anak untuk melanjutkan
puisi tersebut. Semua anak kebingungan, guru mulai memerintahkan anak-anak yang
suka mengolok-olok temannya tadi untuk melanjutkan puisi, tidak bisa. Semua
kelas hening, tak satupun anak yang ingat bait puisi yang telah dihapus tadi,
lalu, “A” mengangkat tangannya, dengan lancar dia menerus puisi tersebut. Guru
memujinya, dan meminta semua anak untuk memberi applause untuk A. karuan saja,
semua anak merasa heran, tak menyangka bahwa A jadi sehebat itu, sebaliknya
dalam dada “A” ada rasa aliran hangat, senang. Selama tiga kali, guru memberi tugas
rahasia itu kepada “A” tidak ada lagi cemooh dan olok olok dari temannya,
sebaliknya A lebih semangat dan lebih percaya diri, tidak ada lagi negative self talk dari anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar