Menikmati kopi

Menikmati kopi

Selasa, 22 Maret 2016

TIPS MEMBANGUN HUBUNGAN YANG POSITIF DENGAN ANAK





Suasana hati yang senang akan berdampak kepada pembelajaran yang menyenangkan. Kenapa suasana hati menjadi begitu penting? Bila hati guru dalam kondisi suasana hati senang, bila melihat anak melanggar tata tertib sekolah, misalnya tidak seragam, terlambat masuk sekolah, dia akan menyelesaikan masalah tersebut dengan  menjaga tekanan suaranya agar tetap terkendali, namun bila suasana hatinya jengkel dan diliputi rasa marah, mungkin berasal dari rumah atau  dijalan, maka tindakan  out of control sering terjadi, guru jadi tidak dapat mengendalikan emosi dan  tekanan suaranya, bicaranya tajam dan seringkali melukai hati murid.
            Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan , Adi W.Gunawan  (2012)dalam buku Genius Learning Strategy, mengatakan bahwa guru dapat menciptakan hubungan positif dengan Anak Didik. Suasana ini mutlak dibutuhkan sebagai syarat awal untuk bisa mencapai pembelajaran yang maksimal. Anak didik perlu merasa aman secara fisik, mental dan emosional dan merasa menjadi bagian keseluruhan proses pembelajaran, mereka membutuhkan perhatian dari gurunya, ingin di”Manusia”kan, ingin dihargai ideanya, perasaannya, pemikiran, nilai hidup, kepribadian, karakter dan kelebihannya.
            Lebih lanjut Adi W.Gunawan menawarkan sebuah cara dan metode praktis untuk memenuhi kebutuhan rasa aman, dicintai dan dihargai. Metode tersebut dinamakan metode PARTIS. Metode PARTIS adalah singkatan dari :
-          Perasaan diterima
-          Aspirasi
-          Rasa aman
-          Tantangan
-          Identitas
-          Sukses
           

Perasaan diterima
Perasaan diterima diartikan sebagai perasaan disetujui dan dihargai baik oleh sesama teman maupun oleh guru. Murid yang memiliki perasaan diterima akan merasa bahwa mereka adalah bagian dari kelompok yang memiliki arti penting bagi dirinya. Murid ini tidak hanya merasa dikenal tetapi juga mendapat pengakuan dari sesama murid. Dalam kelompok seperti ini, murid akan mengalami pentingnya rasa percaya, kesetiaan, dan konsistensi.
            Untuk mengembangkan perasaan diterima dalam diri anak, hal hal yang dapat dilakukan guru adalah:
·         Menyebut Nama Anak : Dalam berinteraksi dan berkomunikasi, guru sering-sering menggunakan dan menyebut nama anak dengan positif. Hal ini akan menimbulkan rasa dihargai dan perasaan diterima di lingkungannya.
·         Perhatian yang Merata ; Memberikan perhatian secara adil dan merata terhadap diri setiap anak didik. Pandangan mata, posisi dan gerak guru dalam mengajar harus dapat dapat mencakup semua murid di kelas.
·         Tugas yang Adil ; begitu juga dalam memberikan tugas, guru harus membagi jumlah tugas dan waktunya yang merata, kecuali anak membutuhkan tantangan lebih.
·         Pengelompokan Anak : Mengelompokkan anak dengan kawan yang ia kenal baik. Namun, bilamana pengelompokan ditujukan untuk membangkitkan rasa persahabatan, guru bisa mengelompokkan anak dengan kawan yang belum dikenalnya.
·         Merayakan Keberhasilan : Merayakan keberhasilan perlu dilakukan untuk menghargai jerih payah murid dan mendorong murid untuk lebih berprestasi lagi di kemudian hari. Merayakan keberhasilan harus dilakukan bersama-sama. Di acara tersebut, murid atau tim yang berhasil diminta untuk menceritakan usahanya dan strateginya untuk pencapaian tersebut.
·         Pujian dan Penghargaan : Memberikan pujian dan penghargaan pada saat saat khusus seperti saat ulang tahun.
·         Saling Menceritakan Hal yang Positif : Murid saling menceritakan hal hal positif mengenai kawannya dengan mengatakan, “hal yang saya paling saya suka dalam diri…..adalah….”

Aspirasi
Aspirasi bisa diartikan sebagai harapan dan tujuan untuk masa yang akan datang. Dalam proses pembelajaran, seorang siswa harus bisa percaya bahwa apa yang mereka pelajari mempunyai manfaat dan tujuan nyata yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari hari. Bila siswa kurang memahami aspirasi ini, akan timbul perasaan negatif dan bosan, sebaliknya mereka akan antusias bila mereka memahami apa yang mereka pelajari sesuai harapan mereka.
            Untuk mengembangkan aspirasi, guru dapat melakukan hal hal berikut:
·         Membuat tembok aspirasi : siswa dapat menempelkan kertas harapan dan aspirasi mereka di tembok atau dinding kelas
·         Perhatikan Self talk : Memperhatikan penggunaan bahasa mereka, self talk yang negative, “saya tidak bisa….”.diubah menjadi “saya pasti bisa….”
·         Mencontoh Orang Sukses : Menggunakan contoh orang orang sukses, bagaimana harapan, aspirasi dan prestasi yang dicapai dan manfaatnya bagi manusia ( Contoh : BJ Habibie, Thomas Alva Edison)
·         Gunakan Alat Peraga : Menggunakan poster atau alat peraga untuk memperjelas apa yang dipelajari
·         Target Pribadi : Untuk menimbulkan harapan, arah dan tujuan hidup masing-masing siswa, setiap murid diminta untuk menetapkan target pribadinya.

Rasa Aman
Rasa aman adalah perasaan tanpa ada kekhawatiran pada suatu hal dan hidup tanpa ada rasa takut. Sementara itu kebutuhan Rasa Aman atau keselamatan Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006).
            Perasaan aman melibatkan perasaan dan kepastian. Murid yang merasa aman, baik secara fisik maupun psikologis akan bersedia melakukan suatu aktifitas tanpa ada rasa kekhatiran tentang sesuatu hal, termasuk bersedia mengambil resiko “salah” atau “gagal” dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, murid yang tidak merasa aman akan berusaha menghindari proses pembelajaran dan merasa tidak suka dengan pengalaman baru yang berhubungan dengan pembelajaran.
            Untuk menciptakan rasa aman, beberapa hal yang harus dilakukan guru :
·         Merancang Proses yang Terukur : Guru merancang proses pembelajaran menjadi bagian kecil yang terukur yang dapat dimengerti oleh setiap murid
·         Penilaian secara Positif : Guru memberikan penilaian secara positif, jangan menghitung berapa soal yang salah tetapi hitunglah berapa soal yang benar. Gunakan spidol warna biru untuk menunjukkan jawaban yang benar, jangan mencoret coret jawaban dengan spidol merah.
·         Perkuat Perilaku Positif : Memperkuat perilaku positif dengan memberi pujian atas perilaku baik.
·         Aktivitas Bersama : Melakukan aktifitas bersama yang bertujuan membangkitkan rasa percaya dan saling mengenal di antara murid. Guru harus memperhatikan, apakah ada anak yang menyendiri, atau dijauhkan dari pergaulan teman sebayanya.
·         Menyelesaikan Masalah : Guru menyiapkan diri dengan baik untuk menghadapi gangguan yang mungkin timbul karena perilaku murid yang kurang baik.

Tantangan
Tantangan adalah sesuatu hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan. Siswa membutuhkan suasana yang aman dan nyaman, (confort zone), namun di lain pihak juga membutuhkan sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuannya.
            Beberapa hal yang dilakukan guru untuk membantu murid agar mampu menghadapi tantangan adalah :
·         Self Test ; dorong murid untuk melakukan self test (menguji kemampuan diri sendiri) merupakan bagian penting dari proses pembelajaran
·         Jenis Pengujian yang beragam; guru menggunakan jenis pengujian yang beragam yang bersifat informal
·         Bandingkan dengan prestasinya sendiri ; guru focus peningkatan prestasi muridnya dengan membandingkan dengan prestasi sebelumnya, jangan pernah membandingkan secara terbuka, apalagi membandingkan dengan murid lainnya.
·         Membuat jenjang prestasi yang lebih kecil dan terukur: perstasi besar berawal dari prestasi prestasi kecil. Untuk itu, guru perlu membuat bagian bagian kecil yang terukur sebagai jenjang untuk mencapai prestasi besar tersebut. Setiap jenjang prestasi dijadikan tantangan untuk mencapai goal atau prestasi yang besar.
·         Aturan main yang adil dan terbuka : guru dapat membicarakan kepada murid tentang metode penilaian yang digunakan untuk mengukur prestasi mereka.

             
Identitas
Identitas adalah ciri-ciri, tanda tanda, atau jati diri seseorang. Rasa identitas adalah rasa yang dimiliki seseorang karena mengetahui kekuatan dan kekurangannya. Bagi seorang murid, rasa identitas berarti seorang siswa mengetahui dengan pasti kekuatan dan kekurangannya, nilai dan kepercayaan yang ia pegang. Murid yang mempunyai rasa identitas yang kuat akan mempunyai daya mental yang kuat, dengan demikian mereka akan tahan terhadap akibat negative yang dapat ditimbulkan oleh tekanan yang bersifat negative.
            Murid yang memiliki identitas yang lemah menunjukkan perilaku yang sensitive terhadap kritik, mudah tersinggung, tidak bersedia berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang membutuhkan tantangan.
            Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan rasa identitas murid adalah :
·         Kenali Identitas Murid Anda ; guru mengenali murid tidak hanya mengetahui nama murid, tetapi mengetahui latar belakang, kesukaan, hobi, dan kebiasaan murid.
·          Target Individual : guru dapat memberikan target individual dan memberikan keyakinan bahwa mereka bisa mencapai target tersebut.
·         Temukan Sesuatu yang Unik: Guru dapat mencari dan menemukan sesuatu yang unik dalam diri murid, misalnya, “Andi, terima kasih Lho, tadi ibu lihat kamu memungut sampah dan memasukkan ke tempatnya, Ibu senang melihatnya”.
·         Berani Bertanggung jawab ; guru mendorong muridnya untuk berani mengambil tanggung jawab.
Sukses
Rasa sukses hadir dalam diri murid manakala perasaan puas dan bangga atas prestasi yang dicapai. Bila murid sadar bahwa mereka sendiri yang menentukan keberhasilan mereka. Mereka akan memiliki kesadaran akan kekuatan mereka dan kemampuan untuk meletakkan dan mengartikan suatu tantangan atau hambatan secara proporsional.
            Beberapa hal yang dilakukan guru untuk mengenali dan mengembangkan keberhasilan anak adalah sebagai berikut :
·         Mendengar Cerita Sukses; Luangkan waktu untuk mencari tahu keberhasilan kecil atau besar yang telah dicapai murid Anda, lalu dengarlah kisah di balik peristiwa itu.
·         Usaha Maksimal ; jelaskan kepada murid bahwa diperlukan usaha dan kerja keras untuk mendapat hasil dan prestasi yang baik. Tidak ada kegagalan, hanya ada umpan balik dan pelajaran. Guru bisa memberikan contoh untuk mempertegas hal ini.
·         Goal Setting ; guru dapat menggunakan goal setting agar tingkat pencapaian prestasi dapat diukur dengan mudaj dan jelas.
·         Efek Negatif dari Negative Self Talk : guru dapat menjelaskan efek negative dari self talk negative, “Saya memang anak bodoh…”, Saya selalu tidak bisa…”, Saya selalu gagal..” dan ajarkan cara mengatasi hal ini. Bagaimana caranya? Dalam sebuah kisah, seorang anak sebuat saja namanya “A” yang merasa dirinya bodoh, yang selalu merasa tidak bisa dan menjadi bahan olok olokan teman sekelasnya, suatu waktu Sang Guru meminta anak tersebut pulang belakangan, setelah teman temannya pulang, Sang Guru menugaskan anak tersebut untuk menghafal beberapa bait puisi dari tokoh terkenal, dan membuat perjanjian hanya mereka berdua saja yang tahu tugas ini. Seminggu kemudian, setelah yakin anak tersebut hafal, pada sesi pelajaran, guru tersebut menulis puisi tersebut di papan tulis dan meminta semua anak untuk membacanya. Beberapa saat kemudian bait terakhir dihapusnya. Dan meminta anak anak untuk melanjutkan puisi tersebut. Semua anak kebingungan, guru mulai memerintahkan anak-anak yang suka mengolok-olok temannya tadi untuk melanjutkan puisi, tidak bisa. Semua kelas hening, tak satupun anak yang ingat bait puisi yang telah dihapus tadi, lalu, “A” mengangkat tangannya, dengan lancar dia menerus puisi tersebut. Guru memujinya, dan meminta semua anak untuk memberi applause untuk A. karuan saja, semua anak merasa heran, tak menyangka bahwa A jadi sehebat itu, sebaliknya dalam dada “A” ada rasa aliran hangat, senang. Selama tiga kali, guru memberi tugas rahasia itu kepada “A” tidak ada lagi cemooh dan olok olok dari temannya, sebaliknya A lebih semangat dan lebih percaya diri, tidak ada lagi negative self talk dari anak tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar