Menikmati kopi

Menikmati kopi

Kamis, 14 April 2016

Hasil Survey: 44 Persen Remaja Sembunyikan Aktivitas Onlinenya

oleh : Yanuar Jatnika 



Hasil Survey: 44 Persen Remaja Sembunyikan Aktivitas Onlinenya
Dari web Sahabat Keluarga, Ini berita mengkhawatirkan yang perlu diwaspadai para orang tua, guru, dan semua orang yang peduli pada pembentukan moral generasi muda mendatang.
Kaspersky Lab, sebuah perusahaan riset asal Rusia yang memproduksi perangkat lunak komputer  dan lembaga IconKids & Youth, lembaga survey yang berbasis di Muncih, Jerman, meluncurkan hasil surveinya atas ribuan remaja di beberapa kota besar di Indonesia.
Dalam rilisnya yang dikutip Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, kedua lembaga tersebut menyebutkan, hampir separuh atau sekitar 44% anak remaja di Indonesia menyembunyikan aktivitas onlinenya dari orang tuanya.
Hanya ada sekitar 33% anak-anak berusia 8-10 tahun yang memberitahukan aktivitas online mereka kepada orang tuanya. Namun, ketika anak-anak itu sudah memasuki usia remaja antara 14-16 tahun, maka aktivitas onlinenya tersebut semakin disembunyikan rapat-rapat dari orang tuanya.
Sekitar 30 persen dari anak remaja berusia 14-16 tahun ini mengaku seringkali secara sengaja mengambil langkah-langkah tertentu agar dapat terlepas dari kontrol orang tua dalam mengakses Internet melalui smartphonenya.  Salah satu caranya adalah dengan cara menggunakan sandi pada perangkat smartphone mereka dan menghapus riwayat aktivitas onlinenya agar tidak diketahui oleh orangtua.
Selain itu, sekitar 14% anak remaja juga telah menggunakan aplikasi khusus yang diunduh dari Google Play Store untuk menyembunyikan sejumlah file yang mereka unduh dari Internet, agar tidak diketahui oleh orang tuanya.
Parahnya, menurut survey tersebut, sebesar 56% orangtua tidak mengetahui apa-apa mengenai jumlah aktual waktu yang anak-anak mereka habiskan saat melakukan akses Internet, sementara hampir 70% orang tua juga tidak mengetahui tentang unduhan ilegal atau cyberbullying.
Perlu komunikasi orang tua-remaja
Padahal, menurut para peneliti di Kaspersky Lab dan lembaga IconKids & Youth, saat ini bertebaran konten-konten negatif dan mengancam jiwa anak-anak remaja yang dengan gampang diakses.  
Para peneliti berpandangan, jika ada komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, anak remaja akan memahami dan mengindari konten negatif dan ancaman siber tersebut. Masalahnya, komunikasi antara orangtua dan anak saat ini semakin berkurang.
Padahal, juga hasil survey tersebut menemukan data, sebesar 75% anak remaja tersebut mengaku akan merasa terbantu jika orang tua berbicara dengan mereka mengenai ancaman siber.  Masalahnya,  para remaja itu beralasan, masih banyak orangtua yang dianggap belum komunikatif dan mengabaikan kegiatan anaknya pada saat melakukan aktivitas online.
Pendidikan dari orangtua terhadap anak saat ini memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam memberikan perlindungan kepada anaknya secara online.
Kaspersky berpandangan jika anak remaja berpikir bahwa orangtua mereka mampu dengan tenang membahas permasalahan yang mereka hadapi pada dunia maya, maka anak remaja akan jauh lebih mungkin untuk curhat kepada orang tuanya dibandingkan dengan temannya.
Itulah mengapa saat ini edukasi sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui lebih lanjut tentang ancaman online, meningkatkan ketangkasan di dunia online untuk membangun kepercayaan dengan anak-anak mereka untuk menjadi bagian dari kehidupan mereka, baik ketika anak-anak sedang online atau offline.



Sumber :
http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3129

Tidak ada komentar:

Posting Komentar